My Imagination Story by listening The Trees and The Wild’s songs #1 Honeymoon on Ice

terlepas dari lirik atau pun maksud dari lagu-lagu ini. hanya saja, ketika saya mendengarkan lagu mereka, timbul semacam video klip di kepala saya. inilah yang akan saya bagi. bukan pengalaman saya.

“Aku tiba di sebuah perkumpulan es. Salju sedang turun. Tempat itu adalah janji kami di masa lampau. Ketika ia pergi dan tak tahu akan kembali lagi atau tidak. aku memperhatikan sekitar. Tiada siapa pun.. yang ada hanya hutan yang kedinginan. Aku mendirikan tenda sendirian. Aku mencari kayu bakar untuk menghangatkan tubuh. Menyalakan korek dan ber-api-unggun sendirian. Aku menunggunya.”

“Ketika kantuk mulai menghampiri, aku masuk ke dalam tenda. Sebelum kupejamkan mata, aku melihat fotonya lagi. Mencoba mengingat dirinya. Dirinya yang membuatku rela seperti ini. Aku tidak pernah melupakannya. Namun, ini terlalu lama, sehingga aku harus kembali mengingat detailnya. Kupejamkan mata dengan memeluk diorama datar itu.”

“Pagi pun datang. ia belum jua datang dan merangkulku disini. Aku pergi ke hutan kedinginan itu. Mencoba bernegosiasi dengannya agar kami bisa menjalin simbiosis mutualisme. aku menghangatkannya dengan tanda-tanda hangat di batang tubuhnya yang besar-besar itu. Aku menulis tanda agar ia tak tersesat mencariku. Aku yakin dia mencariku. Setelah kulakukan semua itu, aku kembali ber-api-unggun. Membuat secangkir kopi yang tak lama akan menjadi es apabila aku tak cepat-cepat meminumnya. Kuteguk dengan sekali tegukan.”

“Sepekan sudah berlalu. Aku mulai tidak tahan dengan semua ini. Tapi aku masih yakin ia akan datang mencariku. Namun ia belum jua datang. Aku bisa merasakannya lewat mimpi dan tiap gerakan tubuhku. Aku mulai kedinginan. Kedinginan dalam hati dan luar hati. Kali ini aku hanya diam terpaku menunggunya. Kapan ia datang? Apa ia masih mengingatku? Aku telah memperjuangkannya. Karena aku ada disisinya. Tapi apa dia ada disisiku? Pertanyaan-pertanyaan konyol ini tidak pantas aku tanyakan seharusnya. Karena jawabannya sudah tertulis dalam mimpi dan gerakanku.”

“Ketika aku mulai merengkuk tak berdaya dengan bersin yang meradang hingga merasuk ke dalam hati, aku melihat cahaya dari kejauhan. Cahanya itu kecil. Lama-kelamaan menjadi besar seakan ada tepat didekatku. Aku menyipitkan mata. Apa ini? Tiba-tiba sebelah tangan menawarkan saputangan. Aku mengambilnya untuk mengatasi bersin yang tidak hendak beranjak menemaniku. Aku menengadah. Ini dia. Dia yang kutunggu. Yang selalu mencariku. Yang selalu disisiku. Yang aku rasakan dalam mimpi dan setiap gerakan tubuhku. Yang mencariku. Yang ada di masa lampau hidupku. Ia menepati janjinya. Janjinya dan janjiku. Janji kita.”

  • Calendar

    • December 2010
      M T W T F S S
       12345
      6789101112
      13141516171819
      20212223242526
      2728293031  
  • Search