Self-Service ala Indonesia

halo. long time no post. tetiba hari ini tergerak untuk memposting lagi di blog yang sudah hampir karatan ini. semoga dapat menghibur (?) atau setidaknya bisa dibaca dan ditangkap maksudnya dengan jelas dan tepat yah. selamat membaca!

dari kemarin banyak sekali yang memposting di Path sebuah foto tentang IKEA dan jiwa self-service Indonesia. yang ini loh postingannya… (maaf gak disensor.. :))

61a642c1db61188bb0d798b0f3d1f709

saya jadi tergerak untuk menulis postingan terkait dengan postingan ini. tadinya mau nulis si Path tapi kayaknya saya akan berkomentar banyak sekaligus bercerita pengalaman self-service saya, alhasil dipakailah blog lama ini kembali untuk postingan ini.

Self-service di Indonesia. Iya sih, memang miris melihat self-service di Indonesia. semacam sulit untuk ditemukan, orang-orang yang self-service di restoran-restoran domestik mau pun boleh impor. dulu saya juga bukan seorang yang self-service sih. soalnya yah sudah kebiasaan punya pengetahuan kalau ada mas-masnya atau mba-mbanya yang akan mengangkat sisa-sisa makanan di meja. namun, begitu pertama kali saya yang niatnya sebenarnya hanya jalan-jalan saja ke suatu negara selain Indonesia, which is negara ini memang terkenal dengan kerapihan dan kedisiplinannya di Asia, baru sadar kalau self-service itu indah loh.

saya terkadang suka jijik sama bekas makanan orang lain yang saya sampai gak habis pikir cara makannya gimana sampai-sampai saus ada bececeran dimana-mana, bahkan di lantai pun ada. tisu yang entah buat lap apa. es batu yang sudah nyatu dengan saus di piring. kadang suka gak terbayang mereka makan apa bikin kesenian di atas meja itu. apakah dia gak ngebayangin tuh ya cara ngebersihinnya gimana?!? tapi pas di suatu negara itu, saya jadi mikir, wah enak yah kalau kita bisa buang sampah kita sendiri, toh itu semua kan sampah kita sendiri, jadi lebih menghargai tempat tersebut. selain itu, kita juga jadi lebih mandiri sih.

setelah saya pergi ke negara-negara lain, self-service itu sudah biasa banget. mungkin dasar banget gitu yah kalau di negara-negara tersebut. gak perlu ditulisin pake papan gede-gede “SELF-SERVICE”, semuanya sudah terbiasa dengan budaya itu di restoran-restoran. nah, karena waktu itu, saya pergi cukup lama, akhirnya jadi kebiasaan sampai di Indonesia pun tetap meng-self-service-kan diri sendiri di tiap restoran. karena itu menurut saya good habit, kenapa enggak diteruskan walau pun terkadang ada teman yang bilang “yaudah sih, ntar juga ada yang beresin..”

saya sering banget (kayaknya hampir tiap kali ke kampus. karena coffee shop ini ada dikampus) ke coffee shop dan seperti biasa, melakukan self-service yang beneran self-service. cuma myself aja yang self-service, eventhough ada cukup banyak orang yang bukan orang Indonesia (bahkan beberapa berasal dari negara yang membuat saya meng-self-service-kan diri) yang tidak lagi self-service (pusing juga baca kalimat ini ya? #self-serviceception). lalu, mas-mas dan mba-mba disana yang juga sebenarnya adalah barista tapi merangkap tukang beres-beres sampah yang ada diatas meja, kalau saya membuang sampah saya sendiri dan mengembalikan piring langsung ke mereka, pasti mereka bilang “Terima kasih ya, Mbak Lady..” dengan tersenyum hangat. lihat senyuman hangat yang hanya dilemparkan kepada diri anda itu benar-benar buat hangat juga loh. apalagi dengan kata-kata “Terima Kasih..” yang terkadang sulit didapatkan. saya jadi senang dan merasa bangga mendapatkan compliment tersebut. seperti habis membantu orang meringankan beban mereka. nah, karena itu juga sih akhirnya saya semakin semangat melakukan self-service. mungkin bisa dicoba untuk restoran-restoran yang mau menerapkan self-service, jangan lupa di reward orang yang sudah self-service nya 🙂

nah, sekali waktu saya pernah pergi ke coffee shop yang sama namun tempat yang berbeda. tempatnya lebih bergengsi, letaknya di mall yang mana isinya brand-brand internasional yang kalau mau beli item nya harus jual ginjal dulu. saat itu, saya lagi janjian sama teman dan karena saya datang kepagian, jadi sembari mengerjakan tugas saya ke coffee shop ini. disini, pegawainya ada macam-macam, berbeda dengan yang di kampus saya. disana mereka punya barista, satpam sendiri (yang kebanyakan tugasnya hanya membukakan dan menutupkan pintu untuk customer), juga OB/G (Office Boy/Girl). ketika saya memilih tempat duduk, ada sisa 1 cup di atas meja yang belum dibuang oleh customer sebelumnya, akhirnya saya lah yang membuang sampah itu ke tempatnya (ya masak minta mas atau mbaknya yang beresin!? cuma 1 juga cupnya..). setelah teman saya menelefon dan kami pun akhirnya janjian di tempat lain, saya pun beranjak pergi dari coffee shop itu. seperti biasa, saya membuang cup saya ke tempat sampah juga sampah-sampah lain yang saya buat disitu serta piring yang sudah kosong saya kembalikan ke mas-masnya. lalu, melihat perilaku saya itu, seorang OB memandangi saya dengan mulut terbuka dan mata yang agak gak santai. ketika kami bertemu mata,

OB: “wahhh… makasih mbak… masih ada orang kayak mbak ya….”

Saya: “hah? hahahaha… iya sama-sama mas…”

OB: “mbak mahasiswa?” (dandanan saat itu emang lagi mahasiswa banget. maklum, baru pulang ngampus)

Saya: “iyes. benar sekali… ”

OB: “mahasiswa sekarang lebih tau diri daripada orang-orang yang pake kemeja ya mbak?”

Saya: “hahaha… bisa aja mas… amin aja deh..”

OB: “tapi kalau semua orang kayak mbak, saya gak punya kerjaan mbak….”

Saya: “hahahaha… yaudah misi mas……………………..”

dengan muka yang cukup bingung sebenarnya si OB tadi tuh setuju apa enggak sih sama perilaku saya?? saya jadi mikir, apa iya karena ke-self-service-an saya itu, dia bisa-bisa kehilangan pekerjaannya yah? sampai sekarang saya belum tau jawabannya. tapi bener juga sih ya kalau dipikir-pikir omongan si OB itu. bahkan sekarang kalau diliat di beberapa mall di Jakarta, bahkan ada yang tugasnya cuma di depan pintu masuk dan keluar yang mana tugasnya hanya membukakan atau menutupkan pintu untuk yang mau masuk dan bilang “selamat datang di…..” dan “terima kasih. selamat jalan….” dengan pakaian yang super rapi dan make-up yang cukup baik. padahal sih, sebenarnya gak perlu mereka juga gapapa juga sih. alhamdulillah pelanggan yang punya tangan untuk membuka dan menutup pintu itu masih banyak. belum lagi kalau pintunya otomatis tertutup….gak perlu tenaga yang kuat buat nutup pintu itu (atau bahkan gak perlu tenaga sama sekali).

jadi gimana yah? bingung gak sih tentang self-service di Indonesia ini? yah mungkin kalau emang mau self-service liat-liat dulu kali yah? atau yaaaaaaaaaa niatnya memang buat bantuin orang aja. atau mungkin kita masih perlu orang-orang yang males self-service. karena menurut saya, masalah pengangguran itu lebih urgent daripada self-service di restoran. nah, kalau soal masalah sampah yang berserakan saat pesta rakyat itu sih…….. menurut saya orang-orang yang ikutan itu emang harusnya sudah mengerti kalau harusnya jangan buang sampah disitu. kan mengerti kan itu jalan yang biasanya gak pernah ada sampah, jadi ya jangan disampahin. ya intinya mungkin bukan self-service yang diangkat dan untuk masalah itu. tapi, lebih ke kesadaran masing-masing aja buat hiduo lebih bersih. oiya, sebenarnya ada pertanyaan lagi untuk postingan Path itu, hubungannya IKEA sama revolusi mental yang diprakarsai presiden baru kita itu, seperti apa ya? kalau ini saya beneran gak tahu, apakah IKEA itu yang bawa Pak Jokowi ke Indonesia apa gimana!?

-L

Menyenangkang di Tengah Orang-Orang yang Ikhlas..

ini adalah segelintir mimpi saya..

Dila, Imron dan Naufal mempercepat langkah mereka dalam koridor rumah sakit. Dila dan Imron jalan berdampingan, sedangkan Naufal tak jauh dua langkah didepan Imron.

Dila: (berkata dalam hati) mengapa suamiku hanya berjalan disampingku? Aku ini sedang khawatir apa yang akan terjadi untukku. Lalu ia hanya berjalan berdampingan denganku? Hanya itu saja? Tidak mencoba untuk menenangkanku? Ia suamiku kan? (menghela napas dan membuangnya dengan malas) harus aku yang memulai?

Dila menatap pada Imron, suaminya, dengan muka memelas. Sebenarnya maksud ia adalah muka yang menunjukkan rasa khawatir akan apa yang akan terjadi padanya. Imron pun membalas tatapannya dengan mata hangat dan tenang. Imron meletakkan tangannya pada pundak Dila dan menepuk-nepuknya beberapa kali seolah menenangkan isitrinya itu.

Dila menatap ke depan dengan hati yang lumayan lega karena ia berhasil membuat suaminya ‘peduli’ padanya. Lalu, ia menaruh tangannya yang sudah dingin karena AC di sepanjang rumah sakit, di atas tangan Imron yang hangat. Ia meremas tangan Imron tanda bahwa ia khawatir akan apa yang akan terjadi nanti.

Imron kaget dengan tangan istrinya yang sangat dingin. Ia balik meremas tangan Dila dengan kehangatan yang ia punya. Lalu, Imron menyelinapkan tangannya ke pinggang sang istri berniat menenangkan Dila lebih dalam lagi. Ia mengusap-usap kepala Dila dan menciumnya. Dila pun merasa lebih nyaman dengan keadaan yang seperti itu.

Mereka tetap berjalan menyusuri koridor demi koridor.

Naufal: (menengok ke belakang) belok kemana nih? Kiri apa kanan?

Dila merasa aneh ketika Naufal menengok pada mereka. Dila memasang muka datar.

Imron: ke kiri.

Naufal membalikkan badannya ke depan lagi.

Terdengar suara menarik ingus dari tempat Naufal berada. Lalu Naufal seolah menyeka mata dan hidungnya. Dila melepaskan pelukannya dari Imron.

Mereka bertiga belok ke arah kiri. Tak lama setelah itu, mereka menemukan sebuah jembatan kecil yang sangat indah. Pemandangan dua gunung yang terbentang serta sungai yang jernih mengalir tak pelan namun tak deras. Bunga-bunga dipinggir sungai tampak berwarna-warni dan menjadi pemanis untuk pemandangan alam yang indah itu.

Dila: waaaahhhh!!!!! Pemandangannya keren bangettttt… (menghirup udara segar) udaranya juga seger banget.. aku mau disini dulu yaa… (menatap pada Naufal dan Imron)

Naufal dan Imron hanya mengangguk. Lalu mereka terhenti disana seolah melupakan apa yang harusnya mereka lakukan disana.

Mereka bertiga duduk di sebuah bangku taman yang kosong.

Dila menatap Naufal dengan penuh rasa ingin tahu. Naufal balik menatapnya dengan senyum seadanya.

Dila: bentar ya (menatap Imron)

Lalu Dila beranjak dari bangku taman sambil meraih tangan Naufal, mengajaknya bersamanya ke pinggir jembatan.

Dila: lo kenapa?

Naufal: gapapa (sambil tersenyum, namun pandangannya masih lurus ke depan)

Dila: gue tau lo apa-apa. Gue kan emang udah tau, fal. Jujur dong sama gue.

Naufal: (menghela napas dan menatap Dila) gue cuma nyesel aja, bukan gue pilihan lo.

Dila: (menelan ludah dan menatap lurus ke depan) maafin gue ya fal. Lo harusnya gak usah sampe ngeluarin air mata lo gini gara-gara gue. Gak pantes. Gak pantes buat gue.

Naufal: (tertawa kecil) engga kok. Air mata ini ya buat gue sendiri. Gue yang salah lagi, dil.

Dila: harusnya sebelum ada cerita gue dan Imron, lo cerita tentang lo dan gue, fal. Gue yakin, gue bakalan coba walau pun sebenarnya gue gatau gue punya apa buat lo.

Naufal: gue tau lo udah ngincer Imron dari lama, dil. Lo kan udah pernah cerita. Bahkan sebelum gue kenal sama lo. Yakan?

Dila: iya sih. Tapi dulu kan yaaa cuma gitu-gitu doang. Kenal aja engga. Gue kenal dan deket sama Imron kan setelah gue dan lo kenal. Bahkan deket. Yakan?

Naufal: iya. Berarti gue yang salah ya? Harusnyaaaa……. Ah udahlah. Ngapain diungkit-ungkit lagi. (tertawa kecil)

Dila menepuk-nepuk punggung Naufal sambil tersenyum.

Naufal: gue terlalu takut, dil, kehilangan lo. Gue takut kalo gue bilang sama lo dan lo gada apa-apa sama gue, nanti gue akan try hard untuk ngelupain lo dan menjauh dari lo dengan keegoisan gue. Terus nanti gue bakalan lebih buruk lagi gak ada elo disamping gue. Kalo lo juga gasuka tiba-tiba ditinggalin juga, gimana? Lo malah benci sama gue nanti. Lebih sakit lagi dil,. Gak kebayang kalo lo benci sama gue. Gue jadi apa nanti?!

Naufal menatap Dila.

Naufal: atau kemungkinan terburuknya adalah malah lo yang ngejauhin gue agar perasaan gue ke elo ilang. Bukan karena lo jadi benci sama gue, tapi lebih karena lo gamau gue tersiksa. Iya kan?

Dila: siapa bilang? Gue gak gitu kok. Gue malah akan…

Naufal: (memotong Dila berbicara) Gue tau lo dil! Gue tau. Lo selalu begitu. Memikirkan bagaimana sampe kedua belah pihak bisa enak. Tapi lo gak mikirin apa aja dampaknya.. maaf. Tapi lo pernah ngelakuin itu sama orang lain kan dil? Jauh sebelum gue dan Imron. Lo menjauh agar apa yang lo rasain ilang beranggapan bahwa itu jalan yang terbaik untuk lo sama orang itu. Iya kan?

Dila terdiam. Ia merenung untuk beberapa detik. Lalu ia memeluk temannya itu dengan sangat erat. Naufal terdiam sedetik dan membalas pelukan Dila dengan ragu-ragu.

Dila: (dengan mata berkaca-kaca) berarti ini salah gue, fal. Kenapa lo baik banget sama gue? Kenapa gak saat itu lo tampar gue, fal? Biar gue sadar kalo gue salah.

Naufal: engga dil. Engga ada yang salah. Engga ada yang salah dan yang bener dalam menjalani hidup. Hidup itu pilihan ganda, dimana semua optionnya benar. Bukan pilihan benar salah. Semua pilihan ada resikonya, dil. (tersenyum sambil mengusap belakang Dila yang masih memeluknya) udah ya dil. Gak enak diliat Imron kalo lo meluk gue kelamaan. Balik ke Imron lagi yuk.. kasian tuh suami lo.

Mereka melepas pelukan dan mulai berjalan kea rah bangku taman dimana Imron sedang bermain telepon genggamnya.

Dila duduk disamping Imron dan Naufal duduk disamping Dila.

Imron: eh. Udahan ngobrolnya? Ngobrolin apa kalian? (sambil tersenyum hangat)

Dila: ih mau tau aja nih. Ada deh.

Imron: ohh,, mau main rahasia-rahasiaan ya sekarang?

Dila: iya. Emang kenapa? (sambil memeluk tangan Imron dan meletakkan wajahnya di pundak Imron)

Imron: kok gitu? (tertawa sambil mencolek hidung istrinya itu)

Lalu mereka tertawa berbarengan.

Dila menyandarkan kepalanya dipundak Imron.

Dila: (berkata dalam hati) jadi, apa aku yang salah pilih ya? Kenapa Naufal begitu baik? Padahal ia hanya temanku. Sedangkan suamiku, sering banget gak peka sama keadaanku. Apa iya aku salah pilih? Tapi tadi kata Naufal, gada pilihan yang benar dan yang salah.  Apa aku memang hanya terbuai karena wajahnya yang ganteng ya? Duh. Imrooonnn……

Lalu seorang anak kecil berumur 3 tahunan datang dengan gembira sambil melompat-lompat girang ke jembatan indah seperti surga itu. Wajahnya sangat girang sambil bermain-main. Ia seorang anak yang tampan dan terlihat sempurna lucunya.

Anak itu menghampiri Dila dan menatap wajah Dila dengan senyuman yang sangat manis.

Dila: oh hai cutie! Wah kamu lucu sekali yaa?

Arnold: Tante cantik

Dila: ah kamu bisa aja. Makasih. Siapa nama kamu, cutie?

Arnold: Arnold

Dila: wah namanya bagus ya? (lalu berpaling pada ibunya yang berdiri di belakang Arnold) umur berapa bu?

Ibu Arnold: 3 tahun mba. (tersenyum, lalu menengok kea rah anaknya, Arnold) Arnold, ayo pergi dulu yuk. Udah ditunggu tuh didepan. (mengambil tangan anaknya dan mengajaknya pergi) ayo mba, pergi dulu. (menengok ke Arnold lagi) ayo say goodbye sama tante cantik!

Arnold: bye tante cantik. (sambil melambaikan tangan) see you soon.

Dila: (tersenyum) bye Arnold. See you soon!

Arnold lalu mendekati Dila dan menunjuk pipi Dila. Dila mendekatkan wajahnya pada Arnold dengan bingung. Tiba-tiba Arnold mencium pipi Dila yang kiri dan kanan. Arnold langsung pergi sambil tertawa-tawa dan melambaikan tangan pada Dila.

Dila terdiam sejenak. Lalu melambaikan tangan juga kepada Arnold.

Dila menengok kea rah Imron dengan muka masih kaget karena Arnold mencium pipinya tadi.

Dila: itu anak lucu banget. Aku…..aku mau punya anak…

Imron: (ekspresinya berubah. Tersenyum namun terpaksa) iya sayang. Kalo udah waktunya, pasti Allah akankasih kita anak. (lalu memeluk Dila dalam pelukannya erat)

Dila: tapi…. Aku kan……gabisa….. (berubah menjadi berkaca-kaca)

Imron: (memotong pembicaraan Dilla) Bisa sayang. Bisa! Belum waktunya aja. Bukan gabisa, tapi sekarang kamu gaboleh dulu hamil. Nanti pasti boleh kok. (mengusap-usap kepala istrinya dengan panik tapi berusaha menenangkan)

Dila: gimana kalo emang gaboleh itu untuk selamanya? Aku…mau punya Arnold yang lainnya. Yang punyaku sendiri, ron..

Imron: iya pasti punya kok. Aku yakin kamu pasti punya kok. Kalo emang kamu maunya sekarang, kita kan bisa datang ke panti asuhan…

Dila: AKU MAU PUNYAKU SENDIRI..!! (tiba-tiba teriak dan menangis)

Imron: sayang.. gak ada salahnya punyamu sendiri atau punya orang lain. Anak itu titipan Allah. Dia bukan milik kita. Dia milik Allah. Udah yaaa… gausah dipikirin dulu yang itu.

Dila: tapi aku takut… kamu…kamu.. pasti mau kan punya anak kandung?  Kalo aku gabisa….

Imron: hus! Jangan ngomong yang aneh-aneh dulu dong, sayang.. (melepaskan pelukannya dengan Dila dan menatap Dila dalam-dalam) aku nikahin kamu bukan karena aku mau kita punya anak atau apalah itu. Aku cuma mau bahagiain kamu. Kalo nanti kita dikasih anak, itu bonus untuk aku dari kamu dan pasti dari Allah. Yang terpenting sekarang adalah kamu sembuh dulu ya.. jangan mikirin yang aneh-aneh dulu.. okey?

Dila: tapi… aku gamau kamu jadi sedih karena aku gabisa..

Imron: aku akan lebih sedih kalo kamu mikirin kayak gini terus. Aku nerima kamu apa adanya. Aku gak mengharapkan apa yang kamu gak punya. Aku cukup bahagia dengan kamu yang sekarang. Aku ikhlas..

Dila: kamu? Kamu ikhlas dengan keadaan aku yang kayak gini? (air matanya semakin deras)

Imron: aku ikhlas.. makanya kamu harus ikhlas juga ya. Tapi tetep tawakal.. (tersenyum hangat sehangat hatinya)

Dila: (memeluk suaminya lagi dengan erat) kenapa kamu baik banget sama aku? Maafin aku ya kalo aku punya salah sama kamu. Iya, aku ikhlas juga dengan apa yang dikasih Allah sama aku. Makasih ya sayang.. aku terlalu beruntung dapetin kamu. Allah sayang banget sama aku sampe dia ngasih kamu untuk aku..

Imron: yaudah ah gausah berlebihan.. (tertawa kecil) apus dulu sini air matanya biar tambah cantik kayak yang dibilang Arnold tadi,, (tersenyum. Melepas pelukannya dan menghapus air mata istrinya)

Naufal merasa tidak enak berada disitu karena seperti mengganggu kebahagiaan yang sedang dirasakan pasangan disebelahnya.

Naufal: gue beli minum dulu ya.. (lalu beranjak dari bangku taman. Namun ia berbalik ke arah Dila sambil berbicara dengan nada yang pelan) gak salah kan pilih Imron? (tersenyum)

Dila membalasnya dengan senyuman bahagia.

Aku Baru Saja Membaca DANUR

Danur. Danur adalah air yang keluar dari tubuh manusia yang sudah tidak bernafas, jantugnya berhenti berdetak, hanya diam terbujur kaku.

Aku baru saja membaca buku Danur karya Risa Saraswati (@risa_saraswati), seorang penyanyi kenamaan yang sudah cukup terkenal di Indonesia. Aku mengetahuinya dengan sebutan Sarasvati (@sarasvatimusic). Risa, begitu ia biasa disebut, mempunyai suatu anugerah, anugerah yang bila diturunkan kepadaku aku tidak tahu apakah aku akan menyebutnya anugera atau malah kutukan, anugerah itu adalah kemampuan melihat makhluk yang tak lagi hidup (makhluk yang tak lagi hidup, itu sebutanku terhadap mereka sekarang. setidaknya karena aku membaca buku Danur). Aku sangat terkesan dengan cerita hidupnya dalam memiliki anugerah tersebut.

Aku yang seorang penakut, sangat terkesan dengan Risa dan anugerahnya, terutama dengan persahabatan beda dunia yang ia jalin dengan kelima anak Belanda yang tak lagi hidup. Peter, William, Hans, Hendrick dan Jahnsen. Dan Risa. Kelimanya berbeda dunia dan dimensi dari Risa. Dan aku pastinya. Dunia dan dimensiku sama seperti Risa, walau aku tidak mengenalnya secara dekat. Bahkan ia tidak tahu-menahu tentang diriku. Aku hanyalah seorang pembaca bukunya, Danur, dan juga sempat mendengar lagunya dan namanya beberapa kali. Peter cs adalah sahabat-sahabat Risa dari sejak kecil, walaupun pernah menghilang dari kehidupan Risa berbelas-belas tahun, tapi aku yakin mereka adalah makhluk-makhluk baik yang dibumbui dengan karakter nakal layaknya anak kecil, seperti apa yang diceritakan Risa dibukunya, Danur.

Peter, Will, Hans, Hendrick dan Jahnsen adalah lima bocah cilik berbeda dimensi dengan kita (setidaknya, bila kamu, yang membaca tulisan ini, masih berwujud manusia). Namun, entah mengapa aku sangat mengagumi mereka. Entah karena aku yang sangat suka dengan anak kecil bule berkarakter seperti mereka, atau mungkin karena mereka yang sangat menepati janji dan mempunyai kisah hidup yang jarang kutemukan, atau karena memang tulisan-tuisan Risa yang berhasil membuat pembacanya bisa mengagumi dan merasa dekat atau ingin dekat dengan Peter cs.

Aku tidak tahu apakah Peter cs bisa merasakan betapa aku mengagumi mereka dan ingin sekali rasanya memeluk mereka bila mendengar cerita-cerita di kala mereka hidup. Terkadang, aku jadi berpikir ingin mempunyai anugerah seperti Risa agar bisa melihat Peter, Will, Hans, Hendrick, Jahnsen, Elizabeth, Teddy, atau pun Sarah. Namun, cepat-cepat kuurungkan pikiran konyol tersebut agar Tuhan tidak menganggapku serius. Karena aku tahu bila aku benar-benar mendapatkannya, aku harus melihat mereka yang tak tampak secara kasat mata dengan sosok yang mengerikan lainnya. Karena makhluk yang tak lagi hidup, tidak hanya keluarga Belanda yang ada dirumah nenek Risa dulu, tapi banyak makhluk-makhluk seperti itu yang pribumi dan entah mengapa dalam pikiranku, mereka adalah makhluk-makhluk mengerikan. Setidaknya itu yang kulihat di film-film horor lokal (jika ada yang merasa keberatan, maka salahkan film horor yang membentuk mindset seperti itu dalam otakku).

Sekarang aku berada dikampusku. Tepatnya di kantin kampus. Aku duduk sendiri di pagi hari ini karena terlalu cepat datang ke kampus untuk kelas pengganti di hari Sabtu. Ini juga bisa dibilang hari terpagiku pada semester ini berada dikampus untuk keperluan kuliah. Padahal semalam aku tidur hampir jam 3 dini hari. Kau tahu apa yang menyebabkanku bisa bangun begitu pagi di hari Sabtu dan berangkat lebih awal tanpa rasa malas atau menyesal kepagian? Karena aku butuh waktu sendirian untuk menorehkan kesanku sehabis membaca buku Danur karya Risa Saraswati. Kenapa harus pagi ini? Karena sampai pagi ini, rasa kagumku makin bertambah kepada 6 orang sahabat berbeda dimensi dalam buku itu. Dan saat inilah sebenarnya aku ingin sekali Peter cs merasakan kekagumanku pada mereka dan memberitahunya pada Risa, lalu dalam sekejapan mata mereka mendatangiku. Namun, sampai saat ini pun aku tak yakin dengan ideku tersebut.

Sesekali aku melihat sekelilingku, apakah ada anak bule keturunan Belanda bermur 6-13 tahun disekitarku dan menanyakan padanya “Apakah ada diantaramu yang bernama Peter? William? Hans? Hendrick? Jahnsen?”. tetapi tak ada seorang pun yang menunjukkan ciri-ciri tersebut sehingga aku pun tidak bisa menghujani mereka dengan pertanyaan konyolku tadi. Jujur saja, aku memilih waktu pagi terang benderang seperti ini agar aku tidak ketakutan bila melihat mereka. Hehehehe..

Sekarang di kantin ini semakin ramai orang. Walau tak seramai hari-hari biasanya. Dan aku semakin yakin mereka yang kuharapkan hadir semakin tidak ingin datang dengan keadaan seramai ini. Tak apa, toh aku hanya berharap. Tulisan ini aku ketik dengan handphoneku. Karena laptop kesayanganku yang sangat berat itu tak ubawa dan lebih sedih lagi, aku tidak membawa alat tulisa walau aku membawa buku catatanku. Hahahaha! Ya, aku jarang sekali membawa alat tulis ke kampus karena aku tahu ada teman-temanku yang selalu membawa lebih. Hahahaha! Terlebih lagi modalitas belajarku yang dominan adalah audio, bukan visual, maupun kinestetik. 

Baiklah, sudah mulai ramai dengan celoteh orang disini. Aku mulai tidak bisa berkonsentrasi dengan tulisan karena aku cepat sekali terdistraksi dan khayalan bodohku tentang Peter cs yang akan mendatangiku sekedar say hello dan mengenalkan diri. Sebaiknya, aku sudahi dulu karena 5 menit lagi aku harus masuk kelas..

See ya in another post! ;;)

– Lady

14’s Garage Sale on URBANFEST 09

Flyer Urban Fest

hey fellas! do you know URBANFEST?? it’s the biggest street festival in town!!! it made up by Prambors, Kompas, IKJ, and Ancol..

when it be held? 24-25 Oktober 2009. 15.00 WIB – end. where? Pasar Seni, Ancol.. there will be :


BAND PERFORMANCES:
Seurieus
Efek Rumah Kaca
Club 80’s
D’Masiv
Soul ID
Seringai
Endah & Rhesa
The Safari
White Shoes and The Couples Company
Souljah
Polyester Embassy
The Banery
Tembang Pribumi
Friends of Mine
Yacko
Rocket Rockers
Beside
TOR
Dzeek
Komunal
Speak Up
Clover
Dear Nancy
The Hit
High School & Campus Bands
And many more..

STREET FEST:
Street Painting
Graffiti
Modern Dance
Capoeira
Battle B-Boy
Mural
Parkour
And more..

COMPETITION:
3 on 3 Basketball
Skateboard
BMX
Wall Climbing
Futsal

EXHIBITION:
8 Bit
Sneakers
Low Riders
Bike to School
And more…

ACTIVITIES:
Short Movie Festival
Photography & Lomo Festival
Music Workshop

And also:
Garage Sale SMA se-Jakarta hasil kolaborasi Prambors, Provoke Magazine, dan NuBuzz!

Di Garage Sale ini bakal ada stand dari:
– SMA 54
– SMA 29
– SMK Tarakanita
SMA 14  (it’s my school, buddy! :))
SMA Tarakanita 1
– SMA Al Izhar
– SMA 42
– SMA 81
– SMA 68
– SMA 4

For more info:
Join us on Facebook at urbanfestival@ymail.com

Or contact:
Ocha (021) 722 3313
Ghinta (021) 548 3008 ext 4061
Mita 0856 338 5002
Dhanan (021) 540 6757 ext 9242

and then, here’s the point :

don’t forget to bring extra money! because, my school (SMA 14) will sale many things from some entertainers => BULUK ‘SUPERGLAD’, TIKA AND THE DISSIDENTS, and MARSHANDA.. not only them, but we have many things from => 14’s STUDENTS… Price starts from => Rp 5ribu (lima ribu rupiah).. and our stand name is : URBANESIA... so what are thinking for again huh?? just COME, VISIT, and ENJOY the right!!!!

WE ARE WAITING FOR YOU, FELLAS!!! 🙂

Berbagi Bersama Anak2 Kanker di YKAKI

heyhey. gatel nih eyke mau ngepost. hihi. udah 3 hari ini gue pergi-pergi mulu deh. capeknya terasa.. ok then, gue pengen ngasihtauin hari ini aja ya. abisnya kalo tiga-tiganya diceritain, wadaaahhh!! tepar aja gue.. hihihii..

berawal dari janjian di tamini bareng lana, rizqa, dan amir. kita nebeng amir deh. hehe. setelah berngaret-ngaret ria, jam setengah 11an kita baru jalan deh ke provoke untuk bareng rombongan. nah neh noh, si amir udah marah-marah aja takut telat. padahal kaann gue tau neh kalo itu pasti ngaret kayak yg bulan lalu.

pas udah nyampe, JENGJENG…. sepi sekali itu kantor. hanya angin meniup saja yang ada. haha. pas masuk, eh udah ada dessy dtt dari 90 sama si ruth yang uda dateng. ternyata kita bukan pertama juga sih. hehe. trus suruh ganti baju lah sama si emir and bla the bla the bli bla ble bli..

setelah udah lumayan banyak yg ngumpul, kita siap2 mau berangkat. tapi disuruh briefing dulu di bis.. dan tiba-tiba si mas anis bilang gini..

mas anis : ada yang mau jadi mc ga?

gue : (berpikir kalo si amir, rizqa, lana bakal ngomong yg engga-engga)

amir, rizqa, lana : LADYYYYY………….!!!!!

gue : (pura-pura tidur) zzzz……

mas anis : oh. Lady ya? yaudah. entar bedua aja sama “RAY”

gue : ha? siapa tuh Ray? yang mana?

mas anis : itu.. (nunjuk ke arah orang yang ga mungkin punya nama Ray..)

gue : ha? maksutnyaaa??????? ituuu???

mas anis : iya. ini..

gue : ITU MAH EMIR !!! Kayaknya engga ada Ray2anya itu namanya dia. EMIR AJAAA SOK2AN RAY! -__-

huahuhauhuhauha. masa si emir dipanggil Ray sama orang-orang itu. dapet ilham darimana tau mereka. haha. abis itu kita berangkat dan… akhirnya nyampe di YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia). trus kita nurunin barang-barang gitu. pas di briefing si mas anis udah nakutin aja dah. ehh ternyata pas nyampe sana, gue melihat satu anak yang mirip ehem ony syahrial. hihihihi. yunowhat i mean. dia ituu lucu sekali yunow? namanya si ANDO! wadaw pengen saya bawa pulang rasanya. dia mengidap kanker mata. mudah-mudahan dia bisa cepet sembuh. ihhh lucu banget deh kalo dia ngomong. udah gitu pas nyanyi, suaranya NGEROCK banget coy! hihi. tambah gemes aja gue. trus ada lagi yang satu genduutt sekali namanya Asyar (eh iya kan ya? gue bingung. apa Usher ya namanya?). dia ngidap leukimia. aduuuh sayang banget ya mereka lucu-lucu begitu padahal.

tapi ditengah-tengah penyakit yang mereka derita, mereka malah semangat banget pas kita kesana. karna mereka semangat, kita jadi ga kalah semangat pastinya. yang jelas bahagia banget ya rasanya melihat suasana itu. dan JENGJENG.. saya jadi MC yaa bareng si emir. gue kagok karna ga terlalu mengenal si emir dan tiba-tiba pula. zeeeetttt -__-

liat aja ya ini foto-fotonya. hehe.

yasudah seperti itu saja. trimakasi yaa sudah mengadakan acara ini. SAYA SENANG!!! BAHAGIA!!! CERIA!!! GEMBIRA!!! haha. oiya, finally kita akhirnya (agak) saling mengenal juga. hahahahahhaha. piss yo semuanya. yauda ya. daaaaaaaaaaaaaaaaaaa

  • Calendar

    • March 2023
      M T W T F S S
       12345
      6789101112
      13141516171819
      20212223242526
      2728293031  
  • Search